Kekaguman yang Menuntun Jalan
Kita selalu punya alasan untuk bertekun pada sebuah jalan. Setidaknya ada
satu alasan yang membuat saya merasa selalu ingin bertahan. Alasan itu didorong
oleh suatu rasa penasaran, dan rasa penasaran lahir atas suatu kekaguman. Ya,
kekaguman adalah alasan paling alami dan mendasar yang mendorong kita sebagai
manusia untuk merasa resah hingga menemukan jawaban. Ada berbagai macam
pertanyaan spontan yang muncul dalam benak saya, yang muncul karena rasa kagum,
ketika berjumpa dengan makanan. Mengapa aroma roti enak? Mengapa pinggiran roti
berwarna cokelat? Kenapa bentuk biskuit dalam kemasan bisa sama dan seragam?
Bagaimana cara mereka memasukkan biskuit-biskuit ke dalam kaleng? Mengapa ada
tulisan-tulisan kecil di kemasan biskuit yang saya makan? Pada waktu kecil,
saya sama sekali tidak paham artinya. Namun yang jelas, saya yakin tulisan-tulisan
itu pasti penting adanya karena dituliskan di sana. Sebuah keyakinan yang lugu
dan apa adanya.
Ketika saya kecil, saya selalu suka melihat dan mengamati bagaimana orang
membuat martabak manis. Saya selalu berusaha mencari spot terbaik untuk
melihat dan mengamati wajan memasaknya. Bagaimana mereka membuat adonannya, mengaduknya,
menuangkannya, memasaknya, menutupnya beberapa saat, lalu mengangkatnya ketika
sudah matang, dan kemudian mengolesinya dengan margarin dan menaburkan parutan
keju dan cokelat di atasnya. Bagi saya, itu adalah suatu hal yang luar biasa
menarik! Sentuhan akhir, martabak manis itu dipotong dengan nyaris simetris dan
apik untuk siap dimasukkan ke dalam kotak packaging. Setelah itu, saya
akan pulang sambil membawa sekotak kebahagiaan berisi martabak manis!
Kebahagiaan itu muncul karena merasa puas bisa melihat bagaimana cara pembuatan
martabak manis.
Atau ketika bapak penjual roti lewat di depan rumah saya setiap sore
hari ketika kecil dengan sepedanya. Alunan musik yang khas dari sepedanya seakan memanggil
saya. Uniknya, seringkali saya membeli roti bukan karena lapar. Melainkan
karena saya selalu menunggu detik-detik di mana bapak penjual roti membuka kotaknya
dan mengeluarkan satu per satu rak yang berisi penuh roti-roti. Saya selalu kagum
mengapa ada begitu banyak roti! Saya selalu menikmati momen-momen itu. Setelahnya
saya juga tidak segera langsung membuka dan memakan roti itu. Saya memandangi
dan mengagumi roti-roti itu. Mengagumi bagaimana roti-roti itu terbungkus
rapi di dalam kemasan. Bagaimana bisa warna kulit rotinya berwarna cokelat sempurna. Dengan melihat warnanya, saya bisa
membayangkan rasa manis dari roti itu. Itu sudah memberikan suatu kebahagiaan
tersendiri bagi saya sewaktu kecil.
Kalau dirasa-rasakan lagi, pengalaman-pengalaman kecil nan sederhana itu begitu biasa, tetapi sekaligus luar biasa karena melekat dalam ingatan dengan begitu kuat hingga tanpa sadar menggerakkan saya untuk berproses dan menemukan jawabnya. Terima kasih atas pengalaman-pengalaman berharga itu. Terima kasih kepada orang-orang yang telah mengenalkan saya pada pengalaman itu. Kekaguman-kekaguman itulah yang tanpa sadar membawa dan mengantar saya sampai pada titik ini tanpa saya sadari. Kekaguman-kekaguman itulah mendorong saya untuk merasa resah hingga akhirnya menemukan jawabannya. Dalam perjalanannya, seringkali saya tak menyadari titik-titik kecil penemuan jawaban atas pertanyaan itu yang mulai saya temukan satu per satu secara perlahan dalam hidup. Titik-titik kecil proses itu begitu lembut hingga seringkali tak terasa untuk dicecap dalam hidup.
Dan saya sangat bersyukur bahwa pada akhirnya bisa bertemu dengan sebuah
komunitas yang bisa menerima pertanyaan-pertanyaan atas rasa kagum dan penasaran
itu. Sebuah komunitas yang terdiri dari sekumpulan orang-orang dengan ketertarikan
yang sama, bahkan tergerak untuk bersama-sama menjawab tantangan yang ada.
Mungkin ada yang memiliki cerita serupa. Mungkin ada pula dengan ceritanya
yang berbeda. Tiap dari kita tentunya punya cerita “khas” masing-masing. Cerita
yang menjadi alasan kita untuk memilih dan bertahan pada apa yang kita tekuni
dan cintai pada saat ini. Cerita-cerita itu begitu berharga dan benar adanya.
Bahkan seringkali, alasan-alasan itu adalah alasan-alasan yang paling simpel
dan sederhana tetapi begitu melekat luar biasa. Berangkat dari pengalaman-pengalaman
itu, maka munculah suatu kerinduan untuk bisa membagikan rasa kebahagiaan yang
sama pada orang lain, dengan cara “khas” kita masing-masing tentunya.
Rasa Penasaran dan Kekaguman
Kita selalu punya alasan untuk terus bergerak dan berproses, dan pada
akhirnya berusaha untuk membagikan kebahagiaan yang sama, seturut dengan apa
yang sudah boleh kita terima, bahkan berusaha untuk mewujudkan yang lebih dari
itu. Tentu pula ada berbagai macam peristiwa. Peristiwa sedih juga bahagia yang
merajut dan menempa alasan itu menjadi lebih kuat hingga menemukan wujud dan
bentuknya. Tantangan-tantangan itu membantu kita untuk semakin memurnikan
alasan dan diri kita.
Di mana pun kita berada, pada jalan apapun kita, terus tumbuhkan rasa
kekaguman itu. Itu adalah rasa paling naluriah dan alamiah yang akan menuntun
kita dalam menemukan jalan untuk terus bertumbuh dan berkembang pada jalan kita
masing-masing dengan tekun. Semoga apapun yang kita lakukan senantiasa boleh berdampak
dan memberikan manfaat bagi komunitas dan orang-orang di sekitar kita.
Salam,
Bernardine Agatha Adi Konstantia.
---
Semarang, 4 Juli 2020. Ditulis pukul 06.30 WIB.
Pemikian yang mendalam dengan pilihan kata yang indah.
ReplyDeleteMenginspirasi sekaliππ
ReplyDeleteSaya jd kepikiran mengajarkan anak menulis kekagumannya sejak kecil sehingga suatu saat ketika dewasa dia bisa kagum sendiri dengan tulisan2 di masa kecilnyaπππ
Kerennn kakak...mengingatkan saya akan kekaguman tubuh ciptaan Tuhan..terutama perginjalan...yg menjadikan saya ingin terus belajar.
ReplyDeleteUntaian kata-kata yg berhasil membius ingatan sya untuk mengenang kembali kebahagiaan hakiki nan sederhana yg serupa. π
ReplyDeleteRangkaian kata yang istimewa dan mengagumkan bagi saya
ReplyDeleteLuar biasa mbak Agatha.....πππ
ReplyDeleteLuar biasa mbak Agatha...melihat sesuatu dari prosesnya akan membuat kebahagiaan tersendiri, dan tentunya itu akan semakin meningkatkan rasa syukur kita kepada Sang Pencipta
ReplyDeleteTulisannya sangat menginspirasi dan luar biasa π
ReplyDeleteUntaian kata-kata yang keren dalam menggugah selera, teruslah berkarya mbak Agatha π
ReplyDeleteSelamat mba Agatha, diusia yg masih belia sudah menemukan arti kebahagiaan yg sesungguhnya....
ReplyDeleteKebahagiaan ternyata sesederhana itu.... Ya... Cukup bersyukur atas segala yg telah tuhan karuniakan kepada kita....
Seperti Fisik yg sempurna, kecerdasan, keluarga yg hangat, teman2 yang apa Adanya, atasan yang bijaksana, senyum yang masih terus terukir disela rasa Lelah...
Terima kasih mba Agatha,
Tulisan ini mengingatkan saya pada masa dimana kebahagiaan masih sangat sederhana...
Luar Biasa mbak agatha,, tulisan yang simpel, mudah dipahami tetapi punya makna yang sangat mendalam, dan menyadarkan kita bahwa tidak ada satupun di dunia ini yang sifatnya kebetulan saja, pasti ada makna dari semua peristiwa yang terjadi,, terus menginspirasi ya mbak agatha,,
ReplyDeleteLuar biasa mbak Agatha, tulisannya sangat menginspirasi
ReplyDelete